Transportasi di Madura
Pasca Dibangunnya Jembatan Suramadu
Dilihat dari Aspek Ekonomi
dan
Polemiknya di Masyarakat
Disusun
Oleh :
Ø Arma
Argianata ( 02 )
Ø Dahlia
Kurniawati U ( 05 )
Ø Nazilah ( 22 )
Ø Tri
Oktavia K ( 32 )
Ø Wasilatul
Khoiroh ( 36 )
SMA Negeri 1 Pamekasan
2010 / 2011
PEMBAHASAN
A. Adanya
Jembatan Suramadu
Setelah rampungnya jembatan suramadu di Madura
yang menghubungkan pulau Jawa dengan pulau Madura, maka diharapkan berbagai
permasalahan ekonomis warga khususnya petani tembakau dapat teratasi. Jembatan
Suramadu yang dibangun Sejak tahun 1990 dan selesai tahun 2009 menjadi tonggak
sejarah baru khususnya bagi petani tembakau Madura karena beberapa hal yaitu:
● Jembatan
Suramadu merupakan bagian dari Pembangunan kawasan industri dan perumahan serta
sektor lainnya dalam wilayah-wilayah di kedua sisi ujung jembatan.
● Jembatan
Suramadu merupakan penghubung jalar distribusi perekonomian yang potensial bagi
warga Madura.
● Jembatan
Suramadu menghubungkan Gerbang kertosusilo yang merupakan pusat industri,
pemerintahan, perdagangan, maritim dan pendidikan.
● Jembatan
Suramadu akan meningkatkan perkembangan wilayah khususnya perkembangan
pembangunan di pulau Madura.
1) Lokasi Pembangunan Jembatan Suramadu
Jarak terdekat
tidak selalu menjadi titik terbaik. Dengan pertimbangan lalu-lintas, kondisi
geologi, biaya, dan lingkungan sekitar, dipilih titik Kenjeran-Labang
Pertumbuhan ekonomi menjadi kunci penting dalam perkembangan sebuah wilayah.
Propinsi Jawa Timur dengan jumlah penduduk mencapai 33 juta jiwa, menjadi salah
satu propinsi dengan kerapatan penduduk yang padat. Sebagai pintu gerbang
Indonesia Timur, Jawa Timur juga memegang kunci penting laju industri dan perdagangan,
maka tak dapat ditolak jika jalur transportasi menjadi bagian penting laju roda
industri. Sementara di sisi lain, Pulau Madura yang menjadi bagian dari
provinsi Jawa Timur, mengalami kondisi yang kurang menguntungkan. Laju
pertumbuhan ekonomi lambat dan income perkapita tertinggal. Pergerakan jalur
transportasi yang terhambat membuat pembangunan jembatan Suramadu dinilai
penting sebagai pembuka awal. Dengan Jembatan Suramadu , yang akan
menghubungkan Surabaya
dengan Pulau Madura melalui jalan darat, diharapkan ketimpangan sosial dapat
segera direduksi. Arus transportasi yang cepat dan efektif akan membuat
perkembangan Madura segera melejit, bersaing dengan daerah-daerah lain. Tata
wilayah dan tata guna lahan juga akan terbentuk secara proporsional.
2) Terpilihnya Titik-titik Alternatif ke-3
Kita mungkin
sering mendengar, mengapa Jembatan Suramadu dibangun di daerah Kenjeran
Surabaya? Bukan di Perak, Sukolilo, atau Gresik? Dari hasil studi dan kajian
yang dilakukan oleh BPPT pada saat studi awal, terdapat 4 pilihan lokasi
Jembatan Suramadu, yaitu Dan akhirnya yang terpilih adalah alternatif 3,
Kenjeran – Labang. Pertimbangannya antara lain: Lintasan kapal relatif kecil,
lebih kecil dari 2000 GRT (Gross Registered Tonnase). Tidak mengganggu
kebutuhan manuver kapal serta jauh dari lintasan feri. Kedalaman laut rata-rata
17 meter dan kondisi geologi memungkinkan biaya konstruksi yang lebih rendah.
Kedua ujung
jembatan merupakan daerah yang relatif datar dan terbuka, tidak banyak
perumahan, dan dapat terhubung langsung dengan rencana jaringan jalan tol.
Hasil studi amdal menunjukkan bahwa dampak yang ditimbulkan masih dapat
dikendalikan dengan mengikuti rekomendasi RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan)
dan RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan). Di sisi Surabaya , ujung Jembatan Suramadu berlokasi
di Kelurahan Tambak Wedi, Kecamatan Kenjeran dan pada sisi Madura terletak di
desa Sukolilo Barat, Kecamatan Labang, kabupaten Bangkalan. Di sisi Surabaya , ujung jembatan
terletak pada daerah dataran rendah dengan ketinggian antara 0-3 meter di atas
permukaan laut dan kemiringan 0-2%, dan kondisi lahan pasang surut.
Di sisi
Madura, ujung jembatan berada pada daerah perbukitan dengan dengan ketinggian
2-17 meter di atas permukaan laut yang merupakan perbukitan dengan kemiringan
2-15%. Titik awal centerline jembatan di sisi Surabaya terletak pada koordinat
7° 12′ 28,72″ LS dan 112° 46′ 40,47″ BT dan titik awal di sisi Madura terletak
pada koordinat 7° 09′ 31,82″ LS dan 112º 46’52,10″ BT. Azimuth Jembatan sebesar
3° 46′ 23″.
3) Kondisi Penyeberangan yang Padat
Satu-satunya
akses dari Surabaya
ke Pulau Madura dan sebaliknya adalah menggunakan penyeberangan kapal feri
Perak-Kamal. Kondisinya saat ini sudah sangat padat. Jumlah armada kapal feri
yang digunakan sebanyak 18 buah, yang rata-rata usianya juga sudah uzur.
Feri-feri tersebut dikelola enam perusahaan, melalui tiga dermaga di
masing-masing pelabuhan. Dengan jumlah feri dan penyeberang yang tak berimbang,
menyebabkan waktu tunggu panjang. Dari survei yang dilakukan didapat volume
lalu lintas feri per arah per hari di tahun 2002 adalah 315 buah kendaraan
ringan, 1036 buah truk Kecil, 324 buah truk besar, 260 buah Bus dan 8128 buah
sepeda motor.
Kapasitas feri
yang tersedia tersebut sudah jenuh yang diindikasikan dengan waktu tunggu
rata-rata kendaraan yang terjadi di pelabuhan Ujung maupun Kamal adalah 30
menit. Kecuali untuk jenis sepeda motor yang lebih leluasa menembus antrean.
Sedangkan waktu yang digunakan untuk menaikkan penumpang dari pelabuhan ke atas
feri selama 15 menit. Waktu tempuh yang diperlukan untuk penyeberangan 30
menit, dan waktu untuk menurunkan.penumpang 15 menit. Total waktu dibutuhkan
sekitar 60 menit atau satu jam. Waktu ini akan semakin panjang ketika akhir
pekan atau musim liburan. Menjelang Lebaran dan Hari Besar Islam malah sering
tak terkendali. Budaya “toron” (pulang kampung) bagi masyarakat Madura seakan
menu wajib bagi mereka. Akibatnya, peningkatan mobilitas manusia dan barang tak
dapat terhindarkan. Di lain segi kapasitas feri tidak bisa ditambah karena
dapat mengganggu alur pelayaran yang ada. Keberadaan Jembatan Madura
diperkirakan dapat mengurangi waktu tempuh sebesar 60 menit untuk kendaraan
yang berasal dan menuju Kec. Kamal, Socah, dan Bangkalan, 110 menit untuk
kendaraan yang tidak berasal dan menuju Kec. Kamal, Socah, dan Bangkalan. Pembangunan Jembatan Suramadu tidak hanya
sekedar membangun jembatannya saja tetapi yang lebih penting adalah
meningkatkan perekonomian Madura yang tertinggal dibandingkan dengan daerah
lain di Jawa Timur. Pembangunan Jembatan Suramadu tidak hanya sekedar membangun
jembatannya saja tetapi yang lebih penting adalah meningkatkan perekonomian
Madura yang tertinggal dibandingkan dengan daerah lain di Jawa Timur.
4) Manfaat Jembatan Suramadu
Dalam review
studi kelayakan Jembatan Surabaya-Madura tahun 2002, disebutkan ada beberapa
pertimbangan mengenai dampak dan manfaat dari keberadaan Jembatan Suramadu. Di
antaranya adalah:
● Manfaat
Langsung (Primary Benefit)
Manfaat
langsung dari Jembatan Suramadu adalah meningkatnya kelancaran arus lalu lintas
atau angkutan barang dan orang. Dengan semakin lancarnya arus lalu lintas
berarti menghemat waktu dan biaya. Manfaat selanjutnya adalah merangsang
tumbuhnya aktivitas perekonomian. Manfaat langsung lainnya yang dapat
diperhitungkan adalah nilai penerimaan dari tarif tol yang diberlakukan.
Transportasi barang dan orang yang semakin meningkat, akan meningkatkan
penerimaan dari tarif tol.
● Manfaat Tidak
Langsung (Secondary Benefit)
Manfaat tidak
langsung atau manfaat sekunder adalah multiplier effect dari Jembatan Suramadu.
Ini merupakan dinamika yang timbul dan merupakan pengaruh sekunder (secondary
effect), antara lain: Meningkatnya jumlah penduduk akan merangsang naiknya
permintaan barang dan jasa. Selanjutnya akan merangsang meningkatnya kegiatan
perekonomian, berkembangnya usaha di sektor pertanian, industri, perdagangan,
jasa dan meningkatnya arus barang masuk ke Pulau Madura.
Meningkatnya
kebutuhan untuk kawasan pemukiman dan infrastruktur Meningkatkan PDRB dan
kesejahteraan masyarakat. Di Madura, umumnya kegiatan ekonomi masih bertumpu
pada sektor pertanian primer (tanaman pangan, peternakan, perikanan, perkebunan
dan kehutanan). Artinya pertanian atau sektor tradisional menjadi sektor
andalan yang nampak dari perolehan PDRB terbesar dibandingkan sektor lain.
Sektor lainnya adalah pertambangan dan penggalian, industri pengolahan,
listrik, gas, air bersih, bangunan, perdagangan, hotel, restoran, angkutan,
pos, komunikasi, keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan
B. Dampak Jembatan Suramadu
1) Jembatan Suramadu dan Pertumbuhan PDRB
Pertumbuhan
Produk Domestik Regional Bruto yang terjadi pada 4 (empat) kabupaten di wilayah
Madura dapat dijelaskan: Dari data-data pada tabel Dampak Jembatan Suramadu
terhadap Pertumbuhan PDRB di 4 Kabupaten di Madura, dapat dijelaskan bahwa
Kabupaten Bangkalan nilai pertumbuhan PDRB-nya paling besar di antara
kabupaten-kabupaten di Madura. Hal tersebut terjadi karena Bangkalan merupakan
daerah yang paling menikmati keberadaan jembatan Suramadu. Apabila dilihat dari
pertumbuhan PDRB dapat disimpulkan bahwa makin dekat dititik/ letak jembatan
Suramadu akan semakin menunjukkan perubahan yang cepat akibat meningkatnya
aktivitas ekonomi.
Peningkatan
PDRB Kabupaten Bangkalan yang besar menunjukkan bahwa dampak jembatan Suramadu
akan dapat mengembangkan sistem perekonomian yang ada, baik yang sudah
berkembang maupun yang potensial untuk dikembangkan.
Jembatan Suramadu dan Pertumbuhan
Penduduk
Semakin
lancarnya transportasi akan menimbulkan dampak pergerakan orang maupun barang.
Sebelum dibangunnya Jembatan Suramadu, secara berturut-turut kabupaten yang
terbanyak penduduknya adalah Sumenep, Bangkalan, Sampang, dan Pamekasan.
Ternyata Kabupaten Bangkalan merupakan kabupaten yang menerima kelimpahan
penduduk paling tinggi dibanding 3 kabupaten lainnya. Pada tahun 2035 atau
setelah 30 tahun dibangunnya Jembatan Suramadu, maka jumlah penduduk di
Kabupaten Bangkalan berjumlah 2,79 juta jiwa atau hampir dua kali lipat
(98,98%) dibanding pertumbuhannya tanpa jembatan (1,40 juta jiwa). Dalam
keadaan tersebut, tingkat pertumbuhan rata-rata per tahun berkisar antara 2,02%
– 3,16%.
Di Kabupaten
Pamekasan, Sumenep, dan Sampang, tingkat pertumbuhan rata-rata per tahun secara
berturut-turut masing-masing berkisar antara 0,71%-0,51% atau dengan
pertumbuhan yang cenderung menurun, 0,66%-1,45% dan 0,44%-0,50%. Jika jumlah
penduduk dibandingkan dengan dan tanpa Jembatan Suramadu maka jumlah penduduk
rata-rata per tahun di Bangkalan akan bertambah sebanyak 59,30%, Pamekasan
(23,42%), Sumenep (18,65%), dan Sampang (12,62%).
2) Jembatan Suramadu dan Pertumbuhan Income per Kapita
Semakin
lancarnya transportasi ternyata akan meningkatkan kegiatan ekonomi yang
selanjutnya akan meningkatkan pertumbuhan. Income per kapita merupakan salah
satu indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat. Sebelum
dibangunnya Jembatan Suramadu, secara berturut-turut kabupaten yang tertinggi
income per kapitanya adalah Kabupaten Bangkalan, Sumenep, Sampang, dan
Pamekasan Jika income per kapita dibandingkan dalam keadaan dengan dan tanpa
Jembatan Suramadu, maka income per kapita rata-rata per tahun di Bangkalan
adalah akan bertambah sebanyak 93,63%, Pamekasan (48.68%). Sampang (42,57%) dan
Sumenep (20,03%). Sesudah dibangunnya Jembatan Suramadu, secara berturut-turut
kabupaten yang tertinggi income per kapitanya adalah Kabupaten Bangkalan,
Sumenep, Pamekasan, dan Sampang. Tampaknya respon ekonomi Bangkalan tetap lebih
kuat dibanding tiga kabupaten lainnya.
3) Jembatan Suramadu dan Pertumbuhan Kawasan Permukiman
Semakin
lancarnya transportasi juga menimbulkan dampak pada pertumbuhan kawasan
pemukiman. Sebelum dibangunnya income per kapita. Jembatan Suramadu, secara
berturut-turut kabupaten yang terluas kawasan pemukimannya adalah Kabupaten
Sumenep, Bangkalan, Sampang, dan Pamekasan. Setelah dibangunnya Jembatan
Suramadu ternyata Kabupaten Sumenep merupakan kabupaten yang memiliki kawasan
pemukiman terluas dibanding 3 kabupaten lainnya. Akan tetapi kalau melihat
perbandingannya terhadap luas areal lahan yang tersedia, Kabupaten Bangkalan
yang mengalami pertumbuhan kawasan pemukiman lebih pesat dibandingkan dengan 3
kabupaten lainnya.
4) Jembatan Suramadu dan Petani Tembakau Madura
Mayoritas
penduduk di Pulau Madura, berada di sektor pertanian. Lahan pertanian sawah
beririgasi teknis tidak sampai 10 persen dari total lahan. Kalaulah ada sawah
termasuk kategori sawah tadah hujan. Mencermati daerah di Kabupaten Sampang,
misalnya, yang sekitar 80 persen penduduknya petani, sama sekali tidak ada
lahan irigasi teknis. Pertanian di Madura adalah lahan kering atau tegalan
dengan dominasi tanaman tembakau dan jagung yang dibudidayakan secara subsistem
yaitu produksi dan konsumsi tidak dipisahkan oleh pasar. Ada sebuah pengakuan yang tulus dari seorang
warga, Sampai sekarang makanan pokok mayoritas masyarakat Madura itu, ya,
jagung. Kalau ada yang bilang tidak lagi makan jagung itu hanya pernyataan
gengsi orang Madura modern di kota-kota saja.
Begitulah
gambaran secara umum yang bisa jadi bahan pemikiran untuk ke depan. Ada harapan akan
kemajuan-kemajuan pembangunan pertanian di masa depan. Di Jawa Timur secara
umum, titik berat pembangunan kita diarahkan pada kemajuan pertanian agar
menjadi tangguh.
Kini saatnya
kita mempersiapkan masyarakat Madura menghadapi investor dan segala dampak baik
dan buruk pasca-pembangunan Jembatan Suramadu (Surabaya-Madura) selesai dalam
pengerjaannya. Pada tahun 2009 adalah pintu masuk dimulainya industrialisasi.
Pulau Madura secara ekonomis menjadi bagian dari Pulau Jawa. Investasi di
Madura sama (lebih) ekonomis dengan investasi di Surabaya. Harga tanah di
Madura akan sama dengan di Surabaya .
Pembangunan pabrik dan kantor akan lebih murah di Bangkalan dibandingkan dengan
Gresik, Lamongan, Sidoarjo maupun Mojokerto.
Meski sangat
tertinggal, masyarakat Madura sesungguhnya memiliki potensi luar biasa dalam
masa mendatang. Dengan adanya Suramadu, Madura akan dengan mudah dijangkau dari
Surabaya , kota
terbesar kedua di Indonesia .
Dengan demikian, semestinya kata kunci dari mengatasi ketertinggalan adalah
kepedulian. Generasi muda di Madura saatnya dilatih dan diberikan pendidikan
dan pengetahuan yang terfokus pada sektor pelayanan. Sebab, sektor inilah yang
nantinya dibutuhkan lebih awal. Siapkan kekuatan mulai dari sekarang.
Dengan
dibangunnya Jembatan Suramadu banyak pihak yang bisa mengambil manfaat dalam
penggunaannya. Dalam hal ini yang paling mencolok adalah sebagai sarana
transportasi yang menghubungkan antara pulau Jawa dan Madura sehingga
memudahkan jalur akses keluar masuk diantara keduanya.
manfaat dibangunnya Jembatan
Suramadu selain dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Pulau Madura. Ada kemungkinan lain yang
nantinya dapat digali untuk mengangkat harkat dan martabat masyarakat madura
dalam menyongsong era Globalisasi dan mengangkat Sosial Budaya serta Kultur
Masyarakat Madura sehingga lebih dikenal di Dunia Internasional.
Berdasarkan
opini diatas ada 2 Potensi yang bisa dijadikan bahan pemikiran dikemudian hari
karena selama ini belum ada realisasi di Pulau Madura tercinta ini. Kedua
Potensi itu antara lain :
1. Sektor Pariwisata
2. Industrialisasi
Dari kedua
Potensi ini ada kemungkinan besar apabila dikelola secara Profesional atau
Terealisasi dengan baik maka Pulau Madura akan lebih dikenal sejajar dengan
daerah-daerah lain di Pulau Jawa atau bahkan terkenal di dunia internasional.
Pulau Madura bukan hanya sekedar daerah agraris yang pendapatan masyarakatnya
dari Pertanian, Nalayan dan berdagang. Penjabaran atau Penjajakannya untuk
kedua sektor itu sebagai berikut :
- SEKTOR
PARIWISATA
Banyak obyek
Wisata di Pulau Madura tetapi jarang sekali promosi tidak seperti daerah lain,
saya ambil contoh disini adalah Pulau Bali. Di Pulau Bali banyak pihak yang
terlibat dalam mempromosikan Bali sebagai
obyek Wisata sehingga selain dikenal di manca negara juga dapat meningkatkan
perekonomian penduduknya serta meningkatkan pendapatan per kapita daerahnya
karena persentase terbesar APBD daerah itu dari sektor Pariwisata.
Selama ini
potensi sektor wisata di Pulau Madura hanya mengandalkan Pemerintah dalam hal
promosi dan perawatan obyek-obyek wisata. Saya katakan begitu karena selama ini
hanya promosi obyek wisata melalui situs-situs internet Pemerintah Daerah yang
dikelola oleh Dinas KOMINFO dalam promosinya dan perawatannya diambil dari APBD
daerah setempat.
Tidak seperti
di Pulau Bali selain pemerintah banyak pihak yang terlibat dalam promosi dan
turut menjaga kelestarian obyek-obyek wisata tersebut antara lain :
- Tourism Tour / Promotions Tour
Banyak jasa
atau biro perjalanan wisata swasta di Bali
yang selain menyediakan layanan bagi turis lokal maupun internasinal untuk
liburan mereka juga menyediakan sarana transportasi serta Guide ke obyek-obyek
wisata. Selain itu mereka juga menyediakan paket-paket ekslusif untuk berlibur
di Pulau Bali sehingga banyak orang diluar
Pulau Bali yang tertarik untuk berlibur.
● Pengusaha Hotel
serta sarana menginap lainnya.
Banyak
penginapan di Pulau Bali yang sudah menerapkan layanan yang bertarap
internasinal seperti halnya hotel bintang lima .
Selain itu keramahan serta pelayanan yang memuaskan sehingga membuat pengunjung
betah untuk berlibur.
● Pengusaha
makanan atau jasa kuliner lainnya.
Di Pulau Bali
banyak sarana kemudahan dalam hal ini karena banyak pilihan restoran/depot yang
menyediakan makanan bukan cuma masakan khas Bali tetapi masakan dari Pulau Jawa
dan dari luar Pulau Bali yang dijual disana.
● Pengusaha
Kerajinan.
Banyak
kerajinan di Pulau Bali yang dapat dijual sebagai souvenir atau bahan oleh-oleh
pengunjung kepada teman, kerabat atau keluarga yang tidak turut serta berlibur.
● Pekerja Seni.
Banyak
kesenian tradisional di Pulau Bali yang
dijadikan sarana untuk menarik pengunjung berlibur ke Pulau Bali. Selain
menampilkan keindahan dari kesenian yang ditampilkan juga diselingi dengan
unsur mistis atau mitos Pulau Bali sehingga membuat orang penasaran dan
tertarik untuk berlibur.
● Partisipasi
Masyarakat.
Masyarakat di
Pulau Bali selain memberikan keramahan, serta membuat pengunjung betah belibur
mereka juga turut memelihara kebersihan dan menjaga kelestarian obyek-obyek
wisata sehingga dapat terjaga kelestariannya.
- INDUSTRIALISASI
Banyak
Industrialisasi yang dibangun di Indonesia tetapi apabila tidak
dikelola secara profesional maka dampaknya akan berpengaruh bagi lingkungan
disekitarnya. Banyak kerusakan lingkungan akibat pembuangan limbah industri
yang tidak dikelola dengan baik dan benar sesuai ketentuan yang ada. Tetapi
banyak pula Industrialiasi yang justru ramah lingkungan sehingga memberikan
manfaat yang besar bagi ekosistim lingkungan sekitarnya.
Dalam hal ini
Pulau Madura mempunyai potensi pasca dibangunnya Jembatan Suramadu sebagai
kawasan Indutsri di Pulau Madura sebagai soko guru perekonomian Jawa Timur
dimasa depan. Karena apabila jalur akses masuk ke Pulau Madura lancar dengan
adanya Jembatan Suramadu maka kawasan “GERBANG KERTOSUSILO” akan banyak dilirik
investor untuk berinvestasi. Kawasan ini “GERBANG KERTOSUSILO” (Gresik,
Bangkalan, Mojokerto, Surabaya , Sidoarjo dan
Lamongan) merupakan kawasan yang strategis untuk jalur industri karena di Surabaya sendiri sudah
padat penduduknya.
Potensi
Industri yang cocok untuk kultur masyarakat Madura yang agraris adalah Industri
yang mengacu pada kelestarian ekosistem serta lingkungan sekitarnya serta dapat
memberikan kesempatan kerja pada penduduk di sekitarnya.
Saya ambil
contoh satu Potensi Industri : Industrialisasi di Mojokerto yang dikembangkan
oleh NESTLE salah satu PMA (Penanam Modal Asing) dari Swedia yang bergerak di
bidang Industri Rumah Tangga produknya adalah susu yang dikemas dalam kaleng.
Mereka juga menerapkan pola Industrialisasi Ramah Lingkungan sehingga selain
tidak merusak lingkungan mereka juga dapat memberikan taraf hidup bagi penduduk
sekitarnya.
Asumsinya
begini : Perusahaan dalam menjalankan aktifitas produksi membutuhkan bahan baku untuk proses produksi
dan penduduk sekitar yang pembebasan lahannya untuk kawasan industri butuh
makan serta kebutuhan lain untuk hidup. Maka dengan adanya saling
ketergantungan tersebut perusahaan harus lebih pintar untuk menyiasati keadaan
tersebut. Penduduk sekitar yang sudah tidak punya lahan pertanian untuk
bercocok tanam direkrut secara tidak langsung untuk menjadi bagian dalam
perusahaan. Mereka tidak direkrut melalui proses administrasi yang rumit tetapi
mereka cuma diberi bantuan berupa bibit sapi perah yang mereka kelola sendiri
dan hasil susunya kemudian mereka jual kepada perusahaan.
Sedangkan
dampak lain dari Industrialisasi ini berupa limbah Industri mereka juga kelola
dengan baik. Hasil pengolahan limbah ini mereka produksi lagi menjadi pupuk
amoniak sehingga juga bermanfaat bagi kelestarian lingkungan.
Dari contoh diatas karena selama
ini madura belum tersentuh Industrialisasi maka banyak faktor yang menjadi
kendala pelaksanaannya antara lain :
● Investor
Sulitnya
mencari investor atau penyandang dana yang sesuai untuk mendirikan Industri
sesuai dengan Sosial Budaya serta Kultur Masyarakat Madura.
●Pembebasan
Lahan.
Banyak
penduduk / masyarakat madura yang enggan menjual tanahnya kerena mereka jadikan
lahan untuk bercocok tanam atau dijadikan tambak untuk menyokong kebutuhan
hidupnya.
●Partisipasi
Masyarakat.
Kurangnya
pengetahuan penduduk / masyarakat madura untuk menerima industrialisasi serta
mengingat dampaknya terhadap lingkungan yang membuat mereka cemas untuk
melakukan perubahan dari Kultur Budaya Agraris ke era Industrialisasi.
KESIMPULAN
Tahun 2009
adalah pintu masuk dimulainya industrialisasi antara madura dengan surabaya , dengan adanya
Jembatan Suramadu yang suda di resmikan. Pulau Madura secara ekonomis menjadi
bagian dari Pulau Jawa. Investasi di Madura sama (lebih) ekonomis dengan
investasi di Surabaya. Harga tanah di Madura akan sama dengan di Surabaya . Pembangunan
pabrik dan kantor akan lebih murah di Bangkalan dibandingkan dengan Gresik,
Lamongan, Sidoarjo maupun Mojokerto. Dengan demikian, Pulau Madura akan menjadi
sasaran investasi pengusaha besar dan investor asing. Dengan tenaga kerja yang
masih relatif murah, lahan yang masih luas, sumberdaya alam yang menantang,
infrastruktur yang sangat mendukung (pelabuhan peti kemas akan disiapkan di
daerah Tanjung Bumi, Bangkalan), maka dalam waktu singkat tidak bisa dicegah
adanya hotel bintang lima ,
cafe, diskotik, spa, atau tempat hiburan lain yang akan dibangun di Madura.
Kesempatan ekonomi
lain yang terisolasi telah mengakibatkan pengangguran dan kemiskinan dan
ketertinggalan. Dengan demikian, masyarakat Madura meski masih sangat
tertinggal, tapi memiliki potensi luar biasa dalam masa mendatang. Dengan
adanya Suramadu, Madura akan dengan mudah dijangkau dari Surabaya ,
kota terbesar kedua di Indonesia . Dengan demikian,
semestinya kata kunci dari mengatasi ketertinggalan adalah kepedulian. Yang
paling berperan dalam hal ini untuk tahap awal adalah pemerintah daerah, tokoh,
dan politisi. Pemerintah harus segera bergerak untuk membuat sistem pelatihan
yang berbasis pelayanan, balai latihan kerja segera kembali dioptimalkan.
Siapkan segera putra putri Madura untuk dilatih dan diberikan pendidikan dan
pengetahuan yang terfokus pada sektor pelayanan. Sebab, sektor inilah yang
nantinya dibutuhkan lebih awal. Seluruh kabupaten harus bersatu padu.
Pemberdayaan masyarakat dan fasilitas kepada rakyat jangan bicara untung-rugi.
Rakyat adalah pemegang saham
Kelemahan yang
masih belum ditangani adalah pendidikan kewirausahaan (entreprenuer), karena
masyoritas rakyat Madura masih lemah dalam berbisnis. Petani tidak ditempatkan
sebagai pengusaha, tapi ditempatkan sebagai buruh yang berbuat sesuatu untuk
pengusaha. Pemikiran seperti ini harus segera diubah. Jadikan, petani itu
sebagai pengusaha pertanian, sehingga dapat duduk sejajar dengan para tengkulak
dan calon pembeli.Caranya? Lakukan bisnis dengan petani.Caranya, menyediakan
kebutuhan pertanian dan membeli hasilnya dengan cara wajar. Itu saja sudah cukup.
Sedangkan di tingkat pedagang, pengusaha kecil dan pengrajin harus disediakan
informasi perdagangan dan kerangka penjaminan dengan pihak perbankan. Sehingga
para pengusaha Madura dengan mudah dapat berhubungan dengan perbankan dalam hal
akses permodalan maupun fasilitas transaksi perdagangan antarpulau serta
informasi lintas kabupaten sebagai akses mendapatkan proyek dan bahan-baku
untuk dibisniskan. Masyarakat Madura harus siap dengan di bukanya jembatan
suramadu entah itu baik atupun buruk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar